Pagi itu hari pertama masuk SMA, tak disangka kini ku menjadi murid SMA Pelita Harapan, SMA yang sebenarnya tak pernah diharapkan. Tapi ku berusaha mengikhlaskannya demi orang tuaku. Aku merasa aneh di sekolah ini, aku merasa tidak cocok dengan keadaan disini. Tak lama setelah ku berkeliling mencari kelas baruku lonceng berbunyi.
**
“Pagi ka, maaf saya terlambat,”ucapku dengan nada agak grogi. “Jam berapa ini?? Kamu fikir ini sekolah nenek moyangmu apa??”dengan suara lantang salah seorang kakak kelas memarahiku. Inilah yang kutakutkan MOS SMA, yang ada dibayanganku hanya dimarahi, disuruh-suruh pokoknya nakutin deh. “Tadi saya keliling nyari kelas tapi nggak ketemu,ka!!jawabku dengan nada hampir menangis. Aku memang takut kalau dimarahi seseorang siapapun itu. “Alasan aja bisanya.. belum jadi siswa sudah melanggar peraturan apalagi jadi siswa?? Sudah merasa hebat ya?”dengan nada ketus dia menyindirku. Akhirnya semua anak kelas setuju untuk menghukumku menyanyi. Saat istirahat, ada 2 orang siswi mengajakku kenalan, namanya Tya dan Yoan dan kita bertiga sepakat menjadi teman. Aku bahagia karena mereka begitu baik padaku.
Enam bulan kemudian.
**
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, aku tak tahu kenapa masalah dalam hidupku semakin bertambah. Di SMA ini, semua temanku tak ada yang tulus ingin berteman denganku, mereka selalu mencari masalah denganku tentang masalah cowok yang sebenarnya tak penting. Aku merasa kesepian disini, aku punya sahabat masa SMP tapi dia jauh di Surabaya jadi kita hanya bisa berkomunikasi lewat telepon walaupun setidaknya dia sudah sangat menghiburku. Saat naik kelas 2 aku, Tya dan Yoan mulai menjalin pertemanan yang begitu akrab apalagi di tengah problema masa SMA yang kita hadapi, kita jadi sering berbagi suka dan duka. Karena kita sudah tak sekelas masing-masing dari kita mulai berpencar, namun karena itu kita mendapat teman baru yakni Tanti dan felin. “Hei, aku Tanti teman sekelas Yoan, kamu pasti Izza dan Tya, kan?Tanti menjabat tanganku dan Tya yang disusul Felin. “Iya, aku Izza dan temanku yang gila ini Tya, haha..”jawabku sambil bercanda dengan mereka. Semenjak itu kami menjadi teman dekat dan berusaha melewati hari-hari masa remaja kami dengan saling berbagi.
Seperti biasa tak hanya masalah keluarga dan pelajaran, masalah cinta juga tak lepas menghampiri hidup kami. Tapi, kita tipe remaja yang tak terlalu serius menanggapi hal-hal seperti itu. Walaupun diantara mereka, aku lumayan serius dengan komitmen karena aku tak suka melakukan sesuatu hal setengah-setengah.
**
“Pagi semua,,”sapa Tanti dengan muka berseri-seri. “Cie..cie.. kayaknya ada yang lagi berbunga-bunga ni, gimana sudah jadian kah sama Ryan, terus yang lama gimana tuch?”goda Tya sambil menepuk bahunya. “Apaan seh kamu Ty, yang lama ngapain dipikirin, life must go on ya nggak?? Ntar kayak Izza dong berlarut-larut nggak jelas sama yang lama,”sambil menyindirku. “Ya iyalah masa ya iya dong. Benar juga tuch kita kan masih muda ngapain buang-buang energi buat nangisin cowok,”sahut Yoan. “Kurang ajar, kayaknya kalian memojokkan aku ya, siapa juga yang berlarut-larut, memang aku aja yang nggak mau sama mereka, males. Kok jadi bahas aku she, Tanti aja deh,”jawabku agak kesal. “Duh maaf deh, yang nggak mau diungkit masa lalunya, kita kan Cuma bercanda kawan biar otot-otot nggak tegang,”Tya mencoba menghiburku. Jadi males nih kalau sudah bahas soal cowok, memang sih aku belum pernah disakitin langsung sama cowok, tapi mereka tuch rajin banget nyakitin orang-orang disekitarku. Apalagi aku pernah memberanikan diri buat pacaran, ternyata cowoknya nggak jelas, bilangnya sayang sama aku tapi ninggalin aku dengan alas an yang nggak jelas. Sekarang banyak yang datang tapi hatiku sudah tertutup. Hurfg.. aku memang nggak ngerti dan memang belum berfikir sedewasa itu. Tapi aku bahagia karena ada Tya yang senantiasa menemaniku menjomblo dan menikmati asyiknya mengukir masa remaja kami dengan hal-hal yang lebih bermanfaat, kayak cari teman yang banyak, ikut ekskul dan organisasi, jalan-jalan sama teman, banyak deh pokoknya.
**
Hari itu suasana begitu hening di belakang sekolah, tempat kita biasa ngumpul-ngumpul. “Ada apa seh kok pada sedih gitu, habis kebanjiran atau kerampokan??”aku coba mencairkan suasana. “Felin mau pindah….,”jawab Yoan dengan nada agak sedih. “Hah.. pindah ke SMU Nusantara itu, bukannya nggak jadi ya, kamu nggak serius kan lin??”aku terkejut bukan kepalang, aku tak menyangka Felin benar-benar akan pindah. “Serius lah, hari ini juga aku pindah, maaf kalau aku kasih taunya mendadak dari kemarin kan kalian pada sibuk semua,”Felin menjelaskannya dengan nada yang serius. Tya, Tanti, Yoan dan aku langsung terdiam. Suasana menjadi hening, kita tak menyangka kalau Felin akan pindah secepat ini. “Sudahlah kita kan masih bisa bertemu, aku pasti kangen sama kamu za, cewek yang egois dan maunya menang sendiri, Tya yang gokil dan periang, Tanti yang cerewet dan Yoan yang pendiam tapi baik,hurfg..pasti aku kangen kita bolos, ngumpul-ngumpul disini, ngerjain orang bareng, semuanya deh, jaga diri kalian baik-baik ya”ungkap felin dengan nada pelan. Suasana semakin haru dan hening. “Udah deh, nggak usah sok melankolis semua, kayak Felin mau mati aja, mendingan sekarang kita bahas nama buat geng kita aja sebelum Felin pergi, tapi kira-kira nama apa yang bagus?? Nama hewan atau nama buah??,”Tanya Tya pada kita semua. “Bener juga tuch, gimana kalau Family Crazy,”usul Yoan. “Girly Curly aja keren,”ungkap Tanti. “Hah..aneh-aneh aja kita nih bukan cewek-cewek centil kali,”ujar Tya. “Gimana kalau Destiny Crazy, artinya anak-anak yang bersedia menerima takdir hidupnya dan bertahan hidup walaupun kita sampai gila,”ungkap usulku. “Hah.. aneh.. tapi bagus juga tuch za, gimana semua setuju??”Tanya Tya pada kami semua. “Setuju..,”kita berteriak sambil berjanji tak akan bertengkar karena masalah apapun, selalu berbagi suka duka dan berkomitmen akan selalu menjaga persahabatan kita sampai mati.
**
Akhirnya kita kelas 3 juga, tak terasa sebentar lagi kita akan lulus dan menghadapi ujian akhir sekolah. Semua anak sudah mulai membahas soal melanjutkan kuliah dimana. Kita simple saja ingin melanjutkan sekolah sesuai keinginan orang tua kita. “Tan, kamu mau ngelanjutin kemana ni??,Tanya Tya. “Ke sebuah tempat yang jauh di sana, tempatnya anak-anak kuliah dan mengais ilmu, Malang jurusan keperawatan,”ujar Tanti sambil bercanda. “hahaha.. sok kamu tan, pasti orang yang kamu rawat langsung minta pulang karena nggak tahan ma kamu, kan? Kalo kamu Yo?”ejek Tya. “Aku pengen jadi notaris, jadi ngambil hukum di UGM, kamu kemana za,”ungkap Yoan dengan bangga. “Aku bingung ni sama Ibuku, disuruh kedokteran sih, tapi masih bimbang gitu,”jwlasku dengan nada agak lesu. “Sudahlah za, nyantai aja kali kayak aku, nggak usah dibawa stress, aku aja mau jadi psikolog biasa aja, haha,”Tya bercanda sambil menepuk bahunya. “Ya udah pokoknya apapun yang terjadi sama kita, kita harus tetap semangat dan gembira, okey,”seru Tanti. “Okey,,okey,,”teriak kita serentak.
**
Teng..Teng.. Bel tanda pulangan berbunyi, waktunya buat kita anak-anak kelas 3 bimbel. Seperti biasa ada aja cowok-cowok nggak jelas ngapel-in kita, tapi dari semua cowok yang paling berkesan, Tanti sama Ryan yang lumayan serius sama Tanti, Nanda yang serius sama Yoan, Dodi yang lumayan serius sama Izza. Tapi kita masih ragu sama mereka semua, secara kita masih remaja belum bisa memilih yang terbaik, Apalagi ada masalah Yoan sama mantannya yang dulu, kita semua nggak nyangka ada cowok yang setega itu, sebagai teman baik Yoan tentu saja kita sangat marah, sahabat mana sih yang terima kalau sahabatnya di sakitin gitu aja sama cowok. Saat itu juga kita langsung datang melabrak Andrew, dan tentu saja kita semua memaki-maki dia, untungnya semua teman-teman kita mendukung, jadi kita tak perlu buang-buang tenaga untuk memberi pelajaran berharga buat dia. “Dasar cowok nggak tau diuntung masih mending Yoan mau sama cowok kayak kamu,”maki Tya dengan nada yang lantang. Tiba-tiba Pak Guru datang dan melerai kami,”Sudahlah anak tak usah bertengkar, biarkan Andrew mendapat pelajaran akibat perbuatannya, tapi tidak harus kalian menghakimi dia seperti ini. “Lho pak, kita tak pernah menghakimi dia, kita Cuma ingin tak ada lagi korban cewek selanjutnya,karena semua cara halus sudah kita laakukan untuk menyadarkannya,”ujar Tya. “Aku minta maaf ya atas semua kesalahanku,”Andrew menjabat tangan Tya. “Heh,,kamu piker aku butuh minta maafmu, kamu tuch sudah nyakitin temanku ya kamu minta maaf sama dia dong,”jawabnya sambil menyengir sinis. “Sudahlah ty, nggak penting kayak gitu yang penting dia sudah ngakuin kesalahannya, masalah dia mau berubah apa nggak biar jadi urusan hidupnya sendiri,”jelas Izza berusaha melerai. Kita sudah puas memberi pelajaran sama Andrew kita langsung bergegas pergi, kita sudah lega karena kita berharap Yoan adalah cewek terakhir yang ia sakiti. Kita memang suka ngerjain cowok-cowok yang agak kurang ajar, itu sudah jadi tugas kami, terutama Tanti dan Izza, kita pasti turun tangan bikin perhitungan buat cowok-cowok kayak gitu pastinya dengan bantuan bos kita, Tya. Untuk urusan kayak gini memang Tya ahlinya, semua ide untuk ngerjain orang pastinya otak dari Tya.
**
Ujian Akhir Nasional baru saja selesai, malam ini malam perpisahan kelas 3 di hotel La Venta. Semua siswa-siswi berpakaian anggun dan glamour. Ini malam terakhir kita semua berkumpul menjadi seorang siswa SMA dan ini saat terakhir kita berbagi suka dan duka dalam masa remaja kami. Tya, Tanti, Izza dan Yoan, tampak cantik dan anggun. Malam itu begitu special buat kita. Yoan dan Tanti sudah menemukan belahannya, Tya lebih memilih menjomblo dan Izza masih bingung memilih Dodi yang anak band tapi nakal, atau Fahri cowok sederhana yang sholeh. “Za, kapan ni mau berangkat ke Malang, “tiba-tiba Fahri menyapaku dari belakang. Sontak aku terkejut,”Eh, besok lusa. Kenapa?. “Nggak, aku Cuma mau ngasih kenang-kenangan buat kamu, semoga bermanfaat,semoga kita bisa bertemu dilain waktu,”sambil menjulurkan tangannya dia memberikan sebuah bingkisan kado yang dibungkus rapi. “Makasih ya,”jawabnya pelan sambil bergumam dalam hati mengapa selama ini menyia-nyiakan orang setulus Fahri, tapi ini pelajaran berharga dalam hidup kita, bahwa terkadang hal yang istimewa itu tak terlihat oleh mata. Di sudut lain terlihat Yoan sedang bersama Nanda,”Yo, kalau nanti kita sudah berpisah, semoga apa yang selama ini kita lewati jadi suatu kenangan berharha ya?”kata Nanda dengan tatapan serius. “tentu saja Nanda, kamu , teman-temanku Destiny Crazy, dan sekolah ini adalah kenangan terindah untukku”. Ini saat yang di tunggu, pengumuman penghargaan bagi anak-anak terbaik. Tak pernah kita sangka sebelumnya kalau kita memenangkan kategori Geng cewek terbaik di SMA Pelita Harapan versi anak-anak,,hehe,, karena walaupun nakal kita selalu membantu orang-orang dan termasuk dalam anak-anak pintar. Mungkin penghargaan ini merupakan hadiah terindah dalam perjalanan persahabatan kami, “Destiny Crazy” nama itu akan selalu kami kenang dan tersimpan di dalam lubuk hati kami sebagai hal terindah pada masa SMA kami. Sejak itu kami berkomitmen untuk semakin memperkuat persahabatan kami menjadi tali persaudaraan, walaupun kami akan berpisah. Itulah arti indah sebuah persahabatan sejati, persahabatan untuk saling berbagi dan memberi dalam keadaan apapun. Sebuah persahabatan abadi yang akan selalu terkenang sepanjang masa.
**
“Pagi ka, maaf saya terlambat,”ucapku dengan nada agak grogi. “Jam berapa ini?? Kamu fikir ini sekolah nenek moyangmu apa??”dengan suara lantang salah seorang kakak kelas memarahiku. Inilah yang kutakutkan MOS SMA, yang ada dibayanganku hanya dimarahi, disuruh-suruh pokoknya nakutin deh. “Tadi saya keliling nyari kelas tapi nggak ketemu,ka!!jawabku dengan nada hampir menangis. Aku memang takut kalau dimarahi seseorang siapapun itu. “Alasan aja bisanya.. belum jadi siswa sudah melanggar peraturan apalagi jadi siswa?? Sudah merasa hebat ya?”dengan nada ketus dia menyindirku. Akhirnya semua anak kelas setuju untuk menghukumku menyanyi. Saat istirahat, ada 2 orang siswi mengajakku kenalan, namanya Tya dan Yoan dan kita bertiga sepakat menjadi teman. Aku bahagia karena mereka begitu baik padaku.
Enam bulan kemudian.
**
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, aku tak tahu kenapa masalah dalam hidupku semakin bertambah. Di SMA ini, semua temanku tak ada yang tulus ingin berteman denganku, mereka selalu mencari masalah denganku tentang masalah cowok yang sebenarnya tak penting. Aku merasa kesepian disini, aku punya sahabat masa SMP tapi dia jauh di Surabaya jadi kita hanya bisa berkomunikasi lewat telepon walaupun setidaknya dia sudah sangat menghiburku. Saat naik kelas 2 aku, Tya dan Yoan mulai menjalin pertemanan yang begitu akrab apalagi di tengah problema masa SMA yang kita hadapi, kita jadi sering berbagi suka dan duka. Karena kita sudah tak sekelas masing-masing dari kita mulai berpencar, namun karena itu kita mendapat teman baru yakni Tanti dan felin. “Hei, aku Tanti teman sekelas Yoan, kamu pasti Izza dan Tya, kan?Tanti menjabat tanganku dan Tya yang disusul Felin. “Iya, aku Izza dan temanku yang gila ini Tya, haha..”jawabku sambil bercanda dengan mereka. Semenjak itu kami menjadi teman dekat dan berusaha melewati hari-hari masa remaja kami dengan saling berbagi.
Seperti biasa tak hanya masalah keluarga dan pelajaran, masalah cinta juga tak lepas menghampiri hidup kami. Tapi, kita tipe remaja yang tak terlalu serius menanggapi hal-hal seperti itu. Walaupun diantara mereka, aku lumayan serius dengan komitmen karena aku tak suka melakukan sesuatu hal setengah-setengah.
**
“Pagi semua,,”sapa Tanti dengan muka berseri-seri. “Cie..cie.. kayaknya ada yang lagi berbunga-bunga ni, gimana sudah jadian kah sama Ryan, terus yang lama gimana tuch?”goda Tya sambil menepuk bahunya. “Apaan seh kamu Ty, yang lama ngapain dipikirin, life must go on ya nggak?? Ntar kayak Izza dong berlarut-larut nggak jelas sama yang lama,”sambil menyindirku. “Ya iyalah masa ya iya dong. Benar juga tuch kita kan masih muda ngapain buang-buang energi buat nangisin cowok,”sahut Yoan. “Kurang ajar, kayaknya kalian memojokkan aku ya, siapa juga yang berlarut-larut, memang aku aja yang nggak mau sama mereka, males. Kok jadi bahas aku she, Tanti aja deh,”jawabku agak kesal. “Duh maaf deh, yang nggak mau diungkit masa lalunya, kita kan Cuma bercanda kawan biar otot-otot nggak tegang,”Tya mencoba menghiburku. Jadi males nih kalau sudah bahas soal cowok, memang sih aku belum pernah disakitin langsung sama cowok, tapi mereka tuch rajin banget nyakitin orang-orang disekitarku. Apalagi aku pernah memberanikan diri buat pacaran, ternyata cowoknya nggak jelas, bilangnya sayang sama aku tapi ninggalin aku dengan alas an yang nggak jelas. Sekarang banyak yang datang tapi hatiku sudah tertutup. Hurfg.. aku memang nggak ngerti dan memang belum berfikir sedewasa itu. Tapi aku bahagia karena ada Tya yang senantiasa menemaniku menjomblo dan menikmati asyiknya mengukir masa remaja kami dengan hal-hal yang lebih bermanfaat, kayak cari teman yang banyak, ikut ekskul dan organisasi, jalan-jalan sama teman, banyak deh pokoknya.
**
Hari itu suasana begitu hening di belakang sekolah, tempat kita biasa ngumpul-ngumpul. “Ada apa seh kok pada sedih gitu, habis kebanjiran atau kerampokan??”aku coba mencairkan suasana. “Felin mau pindah….,”jawab Yoan dengan nada agak sedih. “Hah.. pindah ke SMU Nusantara itu, bukannya nggak jadi ya, kamu nggak serius kan lin??”aku terkejut bukan kepalang, aku tak menyangka Felin benar-benar akan pindah. “Serius lah, hari ini juga aku pindah, maaf kalau aku kasih taunya mendadak dari kemarin kan kalian pada sibuk semua,”Felin menjelaskannya dengan nada yang serius. Tya, Tanti, Yoan dan aku langsung terdiam. Suasana menjadi hening, kita tak menyangka kalau Felin akan pindah secepat ini. “Sudahlah kita kan masih bisa bertemu, aku pasti kangen sama kamu za, cewek yang egois dan maunya menang sendiri, Tya yang gokil dan periang, Tanti yang cerewet dan Yoan yang pendiam tapi baik,hurfg..pasti aku kangen kita bolos, ngumpul-ngumpul disini, ngerjain orang bareng, semuanya deh, jaga diri kalian baik-baik ya”ungkap felin dengan nada pelan. Suasana semakin haru dan hening. “Udah deh, nggak usah sok melankolis semua, kayak Felin mau mati aja, mendingan sekarang kita bahas nama buat geng kita aja sebelum Felin pergi, tapi kira-kira nama apa yang bagus?? Nama hewan atau nama buah??,”Tanya Tya pada kita semua. “Bener juga tuch, gimana kalau Family Crazy,”usul Yoan. “Girly Curly aja keren,”ungkap Tanti. “Hah..aneh-aneh aja kita nih bukan cewek-cewek centil kali,”ujar Tya. “Gimana kalau Destiny Crazy, artinya anak-anak yang bersedia menerima takdir hidupnya dan bertahan hidup walaupun kita sampai gila,”ungkap usulku. “Hah.. aneh.. tapi bagus juga tuch za, gimana semua setuju??”Tanya Tya pada kami semua. “Setuju..,”kita berteriak sambil berjanji tak akan bertengkar karena masalah apapun, selalu berbagi suka duka dan berkomitmen akan selalu menjaga persahabatan kita sampai mati.
**
Akhirnya kita kelas 3 juga, tak terasa sebentar lagi kita akan lulus dan menghadapi ujian akhir sekolah. Semua anak sudah mulai membahas soal melanjutkan kuliah dimana. Kita simple saja ingin melanjutkan sekolah sesuai keinginan orang tua kita. “Tan, kamu mau ngelanjutin kemana ni??,Tanya Tya. “Ke sebuah tempat yang jauh di sana, tempatnya anak-anak kuliah dan mengais ilmu, Malang jurusan keperawatan,”ujar Tanti sambil bercanda. “hahaha.. sok kamu tan, pasti orang yang kamu rawat langsung minta pulang karena nggak tahan ma kamu, kan? Kalo kamu Yo?”ejek Tya. “Aku pengen jadi notaris, jadi ngambil hukum di UGM, kamu kemana za,”ungkap Yoan dengan bangga. “Aku bingung ni sama Ibuku, disuruh kedokteran sih, tapi masih bimbang gitu,”jwlasku dengan nada agak lesu. “Sudahlah za, nyantai aja kali kayak aku, nggak usah dibawa stress, aku aja mau jadi psikolog biasa aja, haha,”Tya bercanda sambil menepuk bahunya. “Ya udah pokoknya apapun yang terjadi sama kita, kita harus tetap semangat dan gembira, okey,”seru Tanti. “Okey,,okey,,”teriak kita serentak.
**
Teng..Teng.. Bel tanda pulangan berbunyi, waktunya buat kita anak-anak kelas 3 bimbel. Seperti biasa ada aja cowok-cowok nggak jelas ngapel-in kita, tapi dari semua cowok yang paling berkesan, Tanti sama Ryan yang lumayan serius sama Tanti, Nanda yang serius sama Yoan, Dodi yang lumayan serius sama Izza. Tapi kita masih ragu sama mereka semua, secara kita masih remaja belum bisa memilih yang terbaik, Apalagi ada masalah Yoan sama mantannya yang dulu, kita semua nggak nyangka ada cowok yang setega itu, sebagai teman baik Yoan tentu saja kita sangat marah, sahabat mana sih yang terima kalau sahabatnya di sakitin gitu aja sama cowok. Saat itu juga kita langsung datang melabrak Andrew, dan tentu saja kita semua memaki-maki dia, untungnya semua teman-teman kita mendukung, jadi kita tak perlu buang-buang tenaga untuk memberi pelajaran berharga buat dia. “Dasar cowok nggak tau diuntung masih mending Yoan mau sama cowok kayak kamu,”maki Tya dengan nada yang lantang. Tiba-tiba Pak Guru datang dan melerai kami,”Sudahlah anak tak usah bertengkar, biarkan Andrew mendapat pelajaran akibat perbuatannya, tapi tidak harus kalian menghakimi dia seperti ini. “Lho pak, kita tak pernah menghakimi dia, kita Cuma ingin tak ada lagi korban cewek selanjutnya,karena semua cara halus sudah kita laakukan untuk menyadarkannya,”ujar Tya. “Aku minta maaf ya atas semua kesalahanku,”Andrew menjabat tangan Tya. “Heh,,kamu piker aku butuh minta maafmu, kamu tuch sudah nyakitin temanku ya kamu minta maaf sama dia dong,”jawabnya sambil menyengir sinis. “Sudahlah ty, nggak penting kayak gitu yang penting dia sudah ngakuin kesalahannya, masalah dia mau berubah apa nggak biar jadi urusan hidupnya sendiri,”jelas Izza berusaha melerai. Kita sudah puas memberi pelajaran sama Andrew kita langsung bergegas pergi, kita sudah lega karena kita berharap Yoan adalah cewek terakhir yang ia sakiti. Kita memang suka ngerjain cowok-cowok yang agak kurang ajar, itu sudah jadi tugas kami, terutama Tanti dan Izza, kita pasti turun tangan bikin perhitungan buat cowok-cowok kayak gitu pastinya dengan bantuan bos kita, Tya. Untuk urusan kayak gini memang Tya ahlinya, semua ide untuk ngerjain orang pastinya otak dari Tya.
**
Ujian Akhir Nasional baru saja selesai, malam ini malam perpisahan kelas 3 di hotel La Venta. Semua siswa-siswi berpakaian anggun dan glamour. Ini malam terakhir kita semua berkumpul menjadi seorang siswa SMA dan ini saat terakhir kita berbagi suka dan duka dalam masa remaja kami. Tya, Tanti, Izza dan Yoan, tampak cantik dan anggun. Malam itu begitu special buat kita. Yoan dan Tanti sudah menemukan belahannya, Tya lebih memilih menjomblo dan Izza masih bingung memilih Dodi yang anak band tapi nakal, atau Fahri cowok sederhana yang sholeh. “Za, kapan ni mau berangkat ke Malang, “tiba-tiba Fahri menyapaku dari belakang. Sontak aku terkejut,”Eh, besok lusa. Kenapa?. “Nggak, aku Cuma mau ngasih kenang-kenangan buat kamu, semoga bermanfaat,semoga kita bisa bertemu dilain waktu,”sambil menjulurkan tangannya dia memberikan sebuah bingkisan kado yang dibungkus rapi. “Makasih ya,”jawabnya pelan sambil bergumam dalam hati mengapa selama ini menyia-nyiakan orang setulus Fahri, tapi ini pelajaran berharga dalam hidup kita, bahwa terkadang hal yang istimewa itu tak terlihat oleh mata. Di sudut lain terlihat Yoan sedang bersama Nanda,”Yo, kalau nanti kita sudah berpisah, semoga apa yang selama ini kita lewati jadi suatu kenangan berharha ya?”kata Nanda dengan tatapan serius. “tentu saja Nanda, kamu , teman-temanku Destiny Crazy, dan sekolah ini adalah kenangan terindah untukku”. Ini saat yang di tunggu, pengumuman penghargaan bagi anak-anak terbaik. Tak pernah kita sangka sebelumnya kalau kita memenangkan kategori Geng cewek terbaik di SMA Pelita Harapan versi anak-anak,,hehe,, karena walaupun nakal kita selalu membantu orang-orang dan termasuk dalam anak-anak pintar. Mungkin penghargaan ini merupakan hadiah terindah dalam perjalanan persahabatan kami, “Destiny Crazy” nama itu akan selalu kami kenang dan tersimpan di dalam lubuk hati kami sebagai hal terindah pada masa SMA kami. Sejak itu kami berkomitmen untuk semakin memperkuat persahabatan kami menjadi tali persaudaraan, walaupun kami akan berpisah. Itulah arti indah sebuah persahabatan sejati, persahabatan untuk saling berbagi dan memberi dalam keadaan apapun. Sebuah persahabatan abadi yang akan selalu terkenang sepanjang masa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar